Senin, 26 Oktober 2009

Naskah Skenario "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Naskah Skenario "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."


Ide :

Seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Gadis buta itu berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis
sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Story line :

SEQUENCE 1

01. RUMAH KIRANA - SIANG

LS. Rumah Kirana dari jauh.

LS. Angga dan Kirana sedang berjalan menuju rumah Kirana.

CUT TO

MS. Kirana dan Angga di depan pintu rumah Kirana. Mereka duduk di bangku teras rumah Kirana.

02. RUMAH KIRANA - SIANG

MS. Kirana dan Angga duduk di bangku teras rumah Kirana.

Kirana
(Bicara pada Angga dengan mimic datar)
aku bosan hidup terus memerus dengan kebutaan aku ini. Ingin rasanya aku mengakhiri hidup ini.

Angga
aku juga bosan terus memerus mendengar keluhan demi keluan dari mulut mu itu. Manusia di ciptakan tidak ada yang sempurna, akan tetapi setiap kekurangan pasti mempunyai kelebihan.




Kirana
Kamu hanya bisa bicara dan bicara saja, aku tahu hal itu kamu lakukan karena kamu iba melihat diriku yang cacat ini..
kamu tidak akan pernah tahu bagai mana rasanya cacat karena kamu sendiri tidak mengalaminya, makanya itu cuma kata-kata itu yang bisa kamu ucapkan.

Angga
(menundukkan kepala diam, dan tidak melakukan pembelaan)

Kirana
Sudahlah,bosan aku mendengar kata-kata belas kasihan darimu. Aku ingin tidur dan kamu lebih baik pulang saja deh.

FS. Kirana beranjak dari bangku dan masuk rumah meninggalkan Angga sendiri.

CUT TO

03. RUMAH KIRANA – SIANG

FS. Angga melonggok ke dalam rumah sambil lari menghampiri Kirana.

Angga
(meraih tangan Kirana)
Aku sama sekali tidak merasa iba dengan mu, aku hanya ingin menyadarkanmu. Dengan keadaanmu yang seperti ini, kamu harusnya bisa melakukan banyak kebaikan atau manfaat kepada banyak orang.

Kirana
(sambil melepaskan cengkraman tangan Angga)
Sudahlah, aku lagi gak ingin meributkan hal yang itu-itu saja. Lagian aku ingin pembuktian darimu bukan kata-kata atau nasehat dari kamu!

Angga
Oke kalo itu mau kamu, aku ingin kamu menikah dengan aku, aku janji akan menuntunmu dan mengajarimu bagaimana caranya mensyukuri dunia. Kebetulan aku mempunyai teman yang punya sekolah untuk anak-anak tunanetra, mungkin dia bias membantumu..?

Kirana
Aku tidak perlu bantuanmu itu. Dan satu hal yang harus kamu ketahui, aku gak akan menikah dengan siapapun sebelum aku bias melihat dunia ini!!

LS. Kirana berjalan untuk masuk kamar yang berada disampingnya dan membanting pintu kamar.

CUT TO

04. RUMAH KIRANA – SIANG

LS. Ibu Kirana mengetuk pintu kamar Kirana

CUT TO

LS. Kirana di atas tempat tidur kamarnya.


Kirana
(menoleh ke pintu)
Siapa?

Bunda
(dari balik pintu)
Bunda sayang.., emm.. bunda boleh ngomong sebentar ga?
Kirana
Masuk aja bunda, pintunya gak aku kunci kok..

LS. Bunda menghampiri kirana di atas tempat tidur.

Bunda
(sambil sedikit tersenyum)
Tadi bunda dengar kamu bertengkar lagi ya dengan Angga?

Kirana
(dengan wajah kesal)
Aduhhh… bunda.. gausah ya bahas masalah tadi!, biarin aja masalah ini aku yang selesaiin.

Bunda
Yasudah..,lagi pula bunda kesini bukan untuk membahas hal tersebut. Bunda hanya ingin bilang, kalau mata kamu besok sudah bisa di operasi. Dan kalau operasinya berhasil, maka kamu sudah bisa melihat dunia ini..

Kirana
(dengan wajah tersenyum)
Yang bener bunda? Kalo kiran boleh tau, memang bunda dapat mata dari mana?

Bunda
Bunda sendiri tidak tahu kiran.. tapi yang jelas, tadi bunda mendapatkan telepon dari rumah sakit dan mengabarkan kalau ada seseorang yang sudah mendonorkan matanya kamu. Pas bunda Tanya pada pihak rumah sakit siapa pendonornya, pihak rumah sakit tidak memberitahunya dengan alas an hal tersebut permintaan dari sang pendonor.

Kirana
Wahh asikk…
Kirana piker tadi bunda pengen bahas tentang pertengkaran kiran sama angga, tau-taunya bunda mau bkin kiran seneng y?, Kiran jadi gak sabar nungguin besok…
(senyum lalu mencium pipi bunda)

LS. Kirana senyum-senyum kecil di atas tempat tidurnya.

CUT TO











SEQUENCE 2

05. RUANG OPERASI – SIANG

LS. Adegan operasi mata yang dilakukan rumah sakit.

FS. Angga yang sedang mendonorkan matanya dan disampingnya terdapat Kirana.

CUT TO

06. KAMAR RUMAH SAKIT – SIANG

FS. Dokter, Bunda, dan Annga berada di kamar Kirana dan siap melepas perban yang masih membalut mata Kiran di sisipkan tulisan satu minggu kemudian.

Dokter
(Sambil melepas perban)
Nahh… kiran sekarang perban kamu sudah bias di copot, ketika perbannya terbuka, kamu perlahan-lahan juga membuka mata kamu ya..

Kiran
(mengangguk sambil tersenyum)

Dokter
(sambil melepaskan lilitan perban yang terakhir)
Satu, dua, tiga.., yak, coba sekarang kamu buka mata kamu perlahan-lahan.

Kiran
(mulai membuka matanya secara perlahan)

Bunda
Kiran sayang, apa kamu lihat bunda sayang??

Kiran
(sambil melihat bunda)
Bunda…
Kiran akhirnya bias melihat bunda…
Kiran bias melihat…,
Tapi bunda siapa laki-laki buta yang berdiri di samping bunda?
(sambil melihat kea rah lelaki)

Angga
Ini aku kiran, aku angga..
Bagaimana? Apakah kamu saudah dapat melihat aku?

LS. Bunda menuntun tangan Angga untuk menyempatkan cincin ke jari Kirana

CUT TO







07. KAMAR RUMAH SAKIT – SIANG

FS. Angga memasukkan cincin kedalam jari manis Kirana

Angga
Kiran, sekarang kamu sudah bias melihat indahnya dunia, maukah kamu menikah dengan aku?

Kiran
Aduhh, maaf ya saya tidak sudi menikah dengan laki-laki cacat macam kamu?
Kalau saya menikah dengan kamu saya tidak mau anak saya di kucilkan lantaran ayahnya buta. Lagi pula bagaimana kamu menghidupi saya kelak jika kamu saja tidak bias melihat?

Angga
(menangis)

LS. Angga pergi meninggalkan kamar sambil menyesali kelakuan kekasihnya tersebut.

CUT TO

08. RUMAH ANGGA – SIANG

FS. Angga duduk di meja belajar dalam kmarnya sambil menulis surat.

Angga
(menulis surat)

CU. Menyorot tangan Angga yang menulis surat yang bertuliskan "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."