Selasa, 31 Januari 2012

Sedikt Berbicara Tentang Kucing

Kucing (Felis Silvestris Catus) adalah sejenis karnivora. Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 3.500 tahun yang lalu. Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies. Kucing tidak berbahaya bagi manusia, satu-satunya bahaya yang dapat timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies akibat gigitan kucing. Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar merupakan nenek moyang kucing peliharaan yang diperkirakan berevolusi pada iklim gurun. Kotoranya biasanya kering dan kucing suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk “pounce”. Di Afrika Utara masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang kucing peliharaan saat ini. Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka. Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam perhari, dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapu tidak jarang dijumpai kucing yang tidur selama 20 jam dalam satu hari. Sebagian orang menganggap kucing sebagai hewan pembawa keberuntungan. Hal tersebut disebabkan karena kucing mampu berhubungan dengan “dunia lain”, serta dapat merasakan bahkan dapat mengusir roh jahat, terlebih kucing berbulu hitam. Setiap hewan atau tumbuhan memancarkan energi dengan frekuensi tertentu. Energi (frekuensi) yang dipancarkan merupakan energi positif yang berlawanan dengan energi negatif di sekitarnya, seperti halnya pada binatang angsa yang juga dapat menyingkirkan energi negatif di sekitarnya. Kucing juga diyakini mempunyai kekuatan menangkal roh-roh jahat atau mahluk halus. Oleh karena itu, hantu atau mahluk halus tidak menyukai rumah yang penghuninya memelihara kucing. Mitos Kucing di Asia Kucing termasuk salah satu zodiak di Vietnam, namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa. Menurut legenda, ketika raja langit mengadakan pesta untuk hewan yang akan dipilih menjadi zodiak, dia mengutus tikus untuk mengundang hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam berbagai versi, ada versi yang menceritakan bahwa tikus lupa untuk mengundang kucing; versi lainnya, tikus menipu kucing mengenai hari pesta; dan berbagai cerita lainnya. Akhirnya kucing tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak, sehingga memiliki dendam pada tikus. Bagi masyarakat Jepang, kucing adalah hewan istimewa. Hewan tersebut lebih dipilih untuk dijadikan hewan peliharaan dibandingkan dengan anjing. Para kaisar yang pernah menduduki tahta pemerintahan, selalu memelihara kucing. Hal ini dikarenakan adanya mitos turun temurun yang menyatakan bahwa kucing adalah hewan kesayangan Dewa Amaterasu (Dewa Matahari). Sebagai hewan kesayangan dewa, kucing turun ke dunia manusia untuk mengamati kehidupan para manusia dan melaporkan segala yang dilihatnya kepada dewa. Jika ia menemukan orang yang berhati mulia namun sangat miskin, ia akan melaporkannya kepada Dewa Kemakmuran agar orang baik tersebut diberi rahmat dan rejeki. Bedasarkan mitos ini lahir boneka Maneki Neko, yaitu boneka atau patung kucing yang duduk dan melambaikan satu kaki depannya. Patung seperti ini banyak dijual di toko-toko, dimana patung ini adalah simbol rejeki atau kemakmuran, karena orang jepang percaya bahwa kucing itu mendatangkan rejeki. Mitos ini tidak hanya dipercaya oleh orang jepang, tetapi juga oleh orang China yang dikenal sebagai pengusaha ulung. Hal tersebut yang menyebabkan kucing dianggap hewan keramat. Mereka percaya, jika seseorang membunuh kucing dengan sengaja, maka kesialan akan mengikuti sepanjang sisa hidupnya akibat kutukan dewa. Tradisi di Jepang, jika kucing peliharaan mereka mati, maka akan dikuburkan di pemakaman khusus hewan seperti layaknya pemakaman manusia. Mereka memasang dupa di kuburan kucingnya dan mendoakan supaya arwah kucing tersebut diterima di kerajaan dewa. Hal tersebut dilakukan karena dipercayai, arwah sang kucing akan melaporkan perlakuan baik yang diterimanya selama berada di bawah asuhan majikannya kepada dewa, sehingga manusia yang menjadi majikannya diberkati oleh dewa. Kucing Hewan Kesayangan Nabi Bagi umat Islam, kucing adalah hewa kesayangan Nabi Muhammad SAW. Suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai di atas jubah beliau. Tidak ingin menggangu hewan kesayangannya itu, Nabipun memotong belahan lengan jubahnya yang ditiduri Mueeza. Tiba saatnya Nabi pulang ke rumah, Mueeza terbangun dan merunduk kepada Nabi. Sebagai balasannya, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing tersebut. Dilain kesempatan, setiap kali menerima tamu di rumah beliau, Nabi selalu memangku Mueeza di paha baliau. Sifat hewan kesayangan yang paling di sukai Nabi tersebut adalah, Mueeza selalu mengeong ketika mendengar suara adzan. Nabi berpesan kepada para sahabatnya untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyayangi keluarga sendiri. Beberapa orang terdekat nabi juga menyayangi dan memelihara kucing. Pertama, istri Nabi, Aisyah binti Abubakar Ash-Shiddiq amat menyayangi kucing dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Kedua, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi, yang diberi julukan Abu Huruyrah (Bapak Kucing Jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan di rumahnya. Bedasarkan syariat Islam, seorang muslim dilarang menyakiti kucing, bedasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah : Bahwa Rasulullah SAW, bersabda : Seorang wanita disiksa karena mungurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya; yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah (Sahih Muslim No.4160). Seorang Sufi ternama bernama Ibnu Bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota Cairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang kedua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067. Pada buku yang berjudul Cats of Cairo, seorang sultan dari dinasti mamluk, Baybars Al Zahir, sangat menyayangi kucing. Al Zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan di dalamnya. Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di kota-kota besar di Timur Tengah. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul, hingga Cairo, dapat dijumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid dengan bebagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk sekitarnya. Sebagai penghargaan masyarakat Islam, mulai pada abad 13, rupa kucing dijadikan souvenir sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung, hingga mata uang. Sumber : http://kucing.biz/_kucing.php?_i=a2-kucing-pembawa-keberuntungan http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6949554 http://yousharelink.blogspot.com/2011/05/kisah-kucing-kesayangan-nabi-saw-dan.html http://houseofgarfield.blogspot.com http://ansam518.wordpress.com/2011/02/16/cairo-random-pictures-here-there/

Tidak ada komentar: