Senin, 06 April 2009

Seni Dalam Kaca Sejak Abad ke-17

Jakarta (06/04)-Pameran koleksi Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta. Menampilkan salah satu jenis seni tradisi yang telah tumbuh sejak abad ke-17 terutama pada daerah Cirebon, tanggal 3-11 April 2009.

Sejumlah lukisan di atas kaca yang berusia lama dan baru, mencerminkan bahwa jenis kesenian ini pernah menjadi benda elit. Faktor kaca sebagai hasil teknologi industri yang mahal pada saat itu serta menjadi benda pajang yang elegan di kalangan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Pada sebuah lukisan kaca tersimpan nilai luhur kebudayaan lokal dan kreativitas manusia dalam mengolah keindahan simbiotik kesenian yang sudah mentradisi sejak berabad silam.

Cirebon,merupakan salah satu kantong kebudayaan yang memiliki tradisi kuat melahirkan seniman-seniman pelukis kaca dan beragam kesenian lain seperti topeng, tari, batik, dan masih banyak lagi. Kota tersebut sangat kuat menyerap nilai sinkretisme Jawa-Pasundan, telah melahirkan kebudayaan baru yang khas, bukan Jawa dan bukan Sunda.

Seni dari Cirebon memang fenomenal oleh kemampuannya merepresentasikan kekayaan budaya hasil percampuran berabad antara Hindu, Islam, Cina, Jawa, dan Sunda. Ciri-ciri fisik karya mengandaikan berbagai prosedur kerja, seperti teknik melukis secara terbalik pada permukaan kaca tembus pandang, pewarnaan yang datar, cenderung dekoratif, dan menggunakan ragam hias khas setempat.

Seni lukis kaca Cirebonan dipertegas dengan munculnya nama Rastika dengan terobosan corak modern dengan cat semprot dan penggarapan yang lebih ekspresif. Salah satu karyanya tahun 1986 yang menggambarkan keluarga Pandawa dengan judul Pandawa Lima, Punakawan dan Kresna.

Dalam pameran "Jejak Ekspresi di Atas Kaca" hari minggu kemarin, tak tampak pengunjung yang hadir.

Tidak ada komentar: